Antara Dendam dan Penyesalan

Bab 58



Bab 58

Selena mengulurkan tangan untuk mengambil botol anggur sambil berkata, “Benar juga. Bagaimanapun, aku seharusnya bersulang pada kalian berdua.”

Tiba—tiba, muncul dua tangan dari sisi kiri dan kanan yang menghalangi dirinya. Mereka adalah Lewis dan Olga. “Tidak, kamu tidak boleh menyentuh anggur ini,” ucap mereka bersamaan.

Selena menatap Olga sambil memohon, “Aku hanya minum sedikit. Tidak apa—apa.”

Di bawah cahaya lampu yang terang, Olga dapat melihat tekad di sorot mata Selena, sehingga dia pun melepaskan tangan Selena tanpa membantah lagi.

Selena menuangkan segelas anggur merah untuk dirinya sendiri. Awalnya Lewis ingin mengatakan sesuatu, tetapi dia hanya bisa melihat Selena berjalan perlahan ke arah Harvey dan Agatha sambil memegang gelas anggur. Selena tersenyum tipis dan berkata, “Tuan Harvey, Nona Agatha, aku bersulang untuk kalian berdua. Semoga kalian hidup bahagia selamanya. Aku sudah bersulang untuk kalian, selanjutnya terserah kalian. Segelas anggur ini adalah ucapan selamat yang lebih awal dari aku. Aku tidak akan menghadiri pesta pertunangan kalian nantinya.”

peg Teno ep duet werContent is property © NôvelDrama.Org.

Selena menuangkan segelas penuh anggur untuk dirinya sendiri, lalu meminumnya tanpa melihat Harvey dan Agatha lagi, sama seperti orang—orang yang sebelumnya yang datang dan

bersulang. Harvey tahu kemampuan minum Selena. Satu gelas penuh anggur merah sudah cukup untuk membuat Selena menjadi mabuk.

Agatha berdiri dan mengambil gelas anggtr miliknya sambil berkata, “Dengan doa dari Nona Selena, Harvey dan aku pasti akan bersama selamanya.”

Agatha tidak mau kalah. Dia juga menuangkan gelasnya sampai penuh dan meminumnya. “Cukup!” Dua suara terdengar serempak, itu adalah ‘suara Lewis dan Harvey.

Lewis merebut gelas dari tangan Selena yang isinya masih tersisa setengah. Kemudian Lewis dengan tenang berkata kepada Harvey, “Pencernaan Selena kurang bagus, sisanya biar aku yang

minum.” Harvey yang tidak berbicara sejak tadi, saat ini menyeringai dan berkata, “Apa hubunganmu dengannya? Apa hakmu untuk mewakilinya minum?”

Semua orang di meja itu merasakan hawa dingin yang menusuk tulang. Mereka hanya menganggap Harvey tidak suka orang lain menggantikan Selena untuk minum. Tanpa berpikir ke arah lain, mereka hanya menatap Lewis dengan canggung.

1/2

+15 BONUS

Dengan ekspresi yang masih tidak berubah, Lewis menjawab dengan santai, “Aku ada hubungan apa dengan Selena, memangnya apa hubungannya dengan Pak Harvey?”

Harvey menengadah dan menatap ke arah Lewis. Meskipun Lewis sedang berdiri dan Harvey sedang duduk, tetapi aura angkuh yang terpancar dari diri Harvey mengalahkan segalanya. Sekalipun wajah Harvey tidak menunjukkan banyak ekspresi, tetapi satu tatapan matanya saja sudah membuat orang merasa sangat tertekan.

Orang-orang hanya melihat Harvey tersenyum sejenak, lalu Harvey dengan santai mengangkat

gelas anggurnya. Suaranya yang penuh ejekan terdengar dari bibir tipisnya. “Keluarga Martin ternyata telah melahirkan orang yang berprinsip kuat,” ujar Harvey.

Kata-kata itu membuat semua orang menjadi bingung. “Apakah itu suatu pujian? Namun, kenapa

senyuman di bibirnya begitu menyeramkan?” pikir orang—orang di sana.

Setelah itu, Harvey menambahkan, “Tapi aku tidak tahu apakah kalian bisa bertahan dalam beberapa bulan ini!” Sekarang semua orang sudah mengerti, ini jelas merupakan sebuah ancaman! Sosok Harvey

ternyata benar—benar seperti yang dirumorkan. Dia adalah orang yang kejam, mudah marah dan

berperilakunya suka berubah—ubah. Dia mengancam akan membuat Keluarga Martin bangkrut

hanya karena Lewis menggantikan Selena untuk minum. Ini terlalu sadis.

Lewis setidaknya juga adalah pewaris keluarga konglomerat. Tidak ada seorang pun di seluruh

Kota Amara yang tidak memanggilnya sebagai Tuan Muda Lewis atau Dokter Lewis. Hanya ada satu orang yang dapat menginjak wajah semua orang.

Siapa yang tidak tahu sosok Harvey yang dikenal sebagai sosok penguasa dari Keluarga Irwin? Biasanya Harvey memang tidak pernah mencolok dalam bertindak. Namun, begitu dia sudah

turun tangan, orang yang menjadi musuhnya itu pasti akan mampus dan keluarganya dibuat hancur.

Darren tentu tidak akan menganggap Harvey sedang bercanda. Oleh karena itu, dia pun segera tampil untuk menengahi. “Pak Harvey, jangan marah. Dokter Lewis juga hanya berniat baik,” ujar

Darren.

Haryp menyeringai sambil menggunakan jarinya untuk mengusap-usap tepi gelas anggurnya, lalu berkata, “Lewis, kamu tidak layak menggantikannya minum! Aku memberimu satu

kesempatan, duduklah kembali dan aku akan menganggap ini tidak pernah terjadi.


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.