Menantu Pahlawan Negara

Bab 93



Bab 93 Wanita yang Merasa Hebat 

Ketika pergi dari lokasi konstruksi, Tina langsung pulang ke Grup Lautan Berlian untuk membawa anak buahnya ke Taman Hiburan Roms. 

Selain membantu menyelesaikan masalahnya Luna, Tina datang mencari Romi untuk membalaskan tamparan sebelumnya. 

“Kak Tina, aku nggak akan berani mengganggu Nona Luna lagi. Aku nggak berani lagi…” ucap Romi sambil mengetukkan kepalanya. 

Luna adalah istrinya Dewa Perang. 

Tahu diri juga kamu, ayo pergi.” 

Setelah mendengus dingin, Tina bermaksud untuk pergi

Pada saat ini, Ardika tiba–tiba berkata, Romi, bawa semua anak buahmu untuk bekerja di lokasi 

konstruksi.” 

Ardika tidak ingin menyianyiakan begitu banyak tenaga kerja gratis

Ardika, aku nggak sangka kalau kamu jago berlagak hebat. Hari ini kalau aku nggak datang, memangnya kamu berani suruh Romi bekerja di lokasi konstruksi?” 

Tina mendengus. 

Sejak awal dia sudah meremehkan Ardika, sekarang lebih meremehkannya lagi. 

Tina menoleh ke arah Romi dan berkata, “Tapi, idenya nggak buruk. Sekarang, bawa semua anak 

buahmu ke Kompleks Prime Melati, kalian harus bekerja selama satu bulan di sana.” 

Dengan adanya orang kejam seperti Romi di lokasi konstruksi, para preman yang lain tidak akan berani datang mengacau. 

“Baik, baik!” 

Romi tidak berani menolak perintah Dewa Perang Ardika. Namun, Tina justru merasa sangat bangga karena mengira Romi takut padanya

Ketika dia menoleh ke belakang untuk menyindir Ardika, Tina baru sadar kalau Ardika sudah 

keluar. 

“Bos, mau aku hajar wanita itu nggak?ucap Draco yang datang mengejar Ardika. 

Kalau bukan karena mendengar bahwa wanita itu adalah sahabat baik kakak iparnya, Draco sudah pasti menampar Tina yang bersikap sombong kepada Ardika. 

“Nggak usah pedulikan dia. Dia hanya merasa dirinya hebat sala ” 

Mengingat Tina membawa bawahan untuk menyelesaikan masalali Luna, Ardila juga malae berdebat dengannya 

Sejak pulang ke Kota Banyuli, selain Jacky dan Desi. Ardika hanya melihat seorang Tina yang 

baik kepada Luna 

Dengan itu, Ardika masih bisa bersabar dengannya 

Setelah mengusir Draco dan Jinto, Ardika masuk ke mobil dan ingin pulang ke lokasi konstruksi 

Saat ini, Tina tiba–tiba mendekat. Dia membuka pintu tengah mobil, lalu masuk ke dalam. 

“Apa maksudmu? Mau aku jadi sopir?” 

Ardika merasa tak berdaya. 

Tina berkata, “Kalau aku nggak datang tepat waktu, memangnya Romi akan melepaskanmu? 

Kenapa kalau jadi sopirku? Jangan bacot, ayo jalan.” 

Dia sengaja ingin membuat Ardika marah 

Kali ini, dia punya satu misi, yaitu mengusir Ardika dari sisi Luna. 

Sebagai sahabat baik, dia harus menyelamatkan Luna dari lubang cinta yang berbahaya ini. 

Ardika tidak mungkin mengusir wanita ini, karena Luna pasti akan marah kalau tahu. 

Setelah menghela napas, dia pun menjalankan mobilnya. 

Di Kompleks Prime Melati, Luna sedang membahas rencana penjualan bersama Gita. 

Seorang karyawan tiba–tiba mendorong pintu, lalu berjalan masuk. 

“Bu Luna, direktur utama dan yang lain datang. Beliau meminta Anda keluar untuk menemuinya.” 

Setelah melihat waktu, Luna tiba–tiba merasa gawat. 

Luna terlalu serius dalam berdiskusi, sehingga melupakan hal penting. 

Tadi, kakeknya sudah memberitahunya di telepon. Kakek menyuruhnya untuk menyelesaikan masalah Romi sebelum makan siang, dia juga akan datang ke lokasi konstruksi. RêAd lat𝙚St chapters at Novel(D)ra/ma.Org Only

Ketika Luna keluar dari ruangan, Tuan Besar Basagita dan Yanto sekeluarga sudah masuk ke bagian proyek. 

“Luna, kamu sudah minta maaf ke Romi belum?tanya Tuan Besar Basagita. 

Kakek, aku sedang berdiskusi rencana penjualan dengan Manajer Gita, jadi lupa,” ucap Luna. 

+


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.