Bab 580
Bab 580 Tidak Bisa Disembuhkan Lagi Hanya Bisa Diamputasi
“Ah… ah…..
Handi mengerang kesakitan, rasa sakit yang luar biasa menjalar di sekujur tubuhnya!
Beberapa saat kemudian, Handi kehilangan kesadarannya saking kesakitannya.
“Aku mematahkan dua kakimu karena kamu telah mematahkan kaki Lucien sebelumnya. Adapun mengenai dendam Delvin, sahabatku, besok baru kita bicarakan lagi.”
Selesai berbicara, Ardika melirik beberapa pengawal Keluarga Santosa yang sudah tercengang dan mematung di tempat itu.
“Bawa dia kembali ke tiga keluarga besar. Selain itu, beri tahu mereka, waktu yang kuberikan kepada mereka hanya tersisa satu hari lagi.”
Tanpa berani mengucapkan sepatah kata pun, beberapa pengawal itu segera menandu Handi dan pergi.
Setelah memberi hormat kepada Ardika, Sigit juga membawa anggotanya pergi.
Dalam sekejap, suasana di dalam kafe menjadi tenang dan nyaman. Hanya tersisa Ardika dan Lucien yang masih berada di sana.
Tepat pada saat ini, Lucien berbalik, lalu membungkukkan badannya dan berkata pada Ardika dengan tulus, “Pak Ardika, terima kasih, terima kasih banyak. Akhirnya nama Pak Delvin sudah bisa dibersihkan!”
Saat ini, akhirnya Lucien sudah memercayai bahwa Ardika benar–benar bisa menghukum tiga keluarga besar dan menuntut keadilan untuk Delvin.
Tidak hanya itu, Ardika bahkan memberinya kesempatan untuk memberi pelajaran kepada pasangan
sialan itu!
Setelah kembali ke lantai atas, Lucien menceritakan pada Elsy apa yang telah terjadi. Setelah mendengar cerita Lucien, Elsy juga menangis bahagia.
Handi sudah mendapatkan hukumannya dengan kedua kakinya dipatahkan. Sebenarnya, dia sudah
sangat puas. Text content © NôvelDrama.Org.
Sebelumnya, dia bahkan tidak berani membayangkan hal seperti itu.
Ardika berkata, “Belum, ini masih hukuman kecil untuk mereka. Besok, kamu bawa Ayah dan Ibu, lalu
pergi ke Vila Pelarum bersama–sama. Mari kita lihat tiga keluarga besar mengangkat peti mati Delvin
dan memberi penghormatah padanya.
Adapun mengenai peti mati dan pakalan duka, dia sudah meminta Simon untuk mempersiapkannya.
Dia ingin hari peringatan kematian Delvin besok menjadi acara peringatan kematian akbar sepanjang
sejarah Kota Banyuli!
Elsy menganggukkan kepalanya dan berkata, “Oke!”
Dia sangat memercayai Ardika.
Saat Ardika bersiap untuk pulang ke Vila Cakrawala dan sebelum dia meninggalkan Grup Bintang Darma, dia menghubungi Thomas.
“Acara peresmian jabatanmu dimajukan menjadi besok.”
“Lokasinya juga berubah dari markas tim tempur Kota Banyuli menjadi Vila Pelarum Keluarga Lukito.”
“Ah?”
Mendengar perubahan lokasi penyelenggaraan acara peresmian jabatannya, Thomas sedikit terkejut.
Ardika berkata dengan kesal, “Ah apaan ah? Apa kamu perlu memilih tanggal hanya untuk
menyelenggarakan acara peresmian jabatanmu saja?”
Thomas buru–buru berkata, “Baik, siap laksanakan!”
Pada saat bersamaan, tiga keluarga besar sudah gempar.
Setelah Handi yang kedua kakinya sudah patah dibawa pulang ke kediaman Keluarga Santosa, seluruh
anggota Keluarga Santosa langsung gempar.
Di Kota Banyuli, siapa yang berani melumpuhkan anggota tiga keluarga besar?
Kalau ditambah lagi dengan Renaldi yang sudah tidak sadarkan diri, serta Melia yang konon katanya sudah menjadi pelayan keluarga Delvin di Kompleks Vila Cempaka nomor sembilan, maka Bintang Muda Kota Banyuli yang dulunya bersinar terang kini semuanya sudah redup!
Ini adalah bentuk provokasi terhadap kedudukan tiga keluarga besar!
Bahkan Keluarga Lukito dan Keluarga Hamdani juga ikut gempar.
Oliver dan Jesper selaku kepala keluar dari dua keluarga lainnya bergegas pergi ke kediaman Keluarga
Santosa.
“Dion, bagaimana kata dokter?”
Begitu tiba di kediaman Keluarga Santosa, mereka berdua menanyakan kondisi Handi terlebih dahulu.
“Nggak bisa disembuhkan lagi, hanya bisa diamputasi.”
Ekspresi Dion tampak sangat muram.
Ekspresi kepala keluarga lainnya juga sedikit berubah.
Orang yang memukul Handi benar–benar kejam!
“Handi mengatakan dia pergi ke Grup Bintang Darma untuk meminta Lucien menyerahkan teknologi hak paten, apa Raka yang memukul Handi?” tanya Jesper.
“Aku belum sempat menanyakan apa yang telah terjadi.”
Dion memanggil beberapa orang pengawal yang sebelumnya mengawal Handi ke Grup Bintang Darma dan berkata, “Coba kalian katakan apa yang telah terjadi.”
Mereka menceritakan apa yang mereka lihat kepada majikan mereka dengan berhati–hati dan ketakutan.
Pada saat bersamaan, mereka juga menyampaikan kepada majikan mereka pesan dari Ardika.
Setelah mendengar cerita dari para pengawal Keluarga Santosa, ekspresi kepala keluarga tiga keluarga
besar menjadi bertambah muram.
Suasana di dalam ruangan sangat tegang, sampai–sampai membuat orang kesulitan untuk bernapas.
Beberapa saat kemudian, Dion baru berkata, “Sudah ada informasi mengenai penangkapan Kiro.”
“Grup Bintang Darma menemui pihak laboratorium peralatan tim tempur Kota Banyuli dan bekerja sama untuk membangun sebuah laboratorium. Peralatan–peralatan Grup Bintang Darma berasal dari
laboratorium peralatan tim tempur Kota Banyuli.”