Bab 651
Bab 651 Sengaja Membuat Keluarga Mahasura Marah
Akhirnya Pak Farlin tenang.
Akan tetapi, kemarahannya masih tetap ada.
Dia memelototi Thomas, “Berhentilah tersenyum padaku, bagaimana kamu akan menjelaskan ini kepadaku!”
Dia juga pernah berada di medan perang.
Tadi saat dikelilingi oleh orang–orang.
Kalau seorang tentara tidak membisikkan nama Thomas, dia tidak akan pernah dibawa pergi oleh mereka seperti ini.
Keluarga Basuki dan Keluarga Dienga adalah teman.
Dia telah melihat Thomas tumbuh dewasa.
phone sampai mengutus
“Pak, apa aku begitu seseorang untuk menculikmu di siang hari bolong? Apa lagi kalau bukan cuma menuruti perintah?”
Thomas terkekeh.
“Menuruti perintah? Siapa yang bisa memerintahmu di ibu kota provinsi?”
Pak Farlin berkata dan tiba–tiba melotot, “Si bocah bernama Draco itu?”
Draco juga mengalami patah kaki dan dialah yang mengoperasinya.
“Hehe, kamu akan tahu setelah sampai di sana.”
Jalan tol Kota Banyuli.
Saat iring–iringan mobil Thomas melaju, Ardika sudah menunggu di sar
Tak Terkalahkan, kok kamu ada di Kota Banyuli!?”
“Ardika yang T
Pak Farlin keluar dari mobil dan berseru saat melihat Ardika.
“Ardika yang Tak Terkalahkan? Dewa Perang Ardika!”
Para siswa yang mengikuti Pak Farlin langsung membelalakkan mata.
Mata kedua siswi itu sudah bersinar.
“Pak Farlin, tolong panggil aku Ardika. Ini nama asliku.”
Ardika berjalan sambil tersenyum dan berkata, “Aku minta maaf karena telah membuatmu takut. Aku menyuruh Thomas untuk menculik orang karena aku ingin membuat Keluarga
Mahasura marah dan meredam kesombongan mereka.”
“Kamu membuat mereka marah, apakah kamu punya dendam dengan mereka?”
Pak Farlin mengerutkan kening dengan kesal, “Itu juga nggak akan menunda pengobatan dan penyelamatan nyawa. Aku sudah melihat gambar CT anak tersebut. Kalau nggak ditangani tepat waktu, anggota tubuhnya harus diamputasi.”
Pak Farlin tetap tidak segan saat menghadapi Dewa Perang Ardika.
“Kalau begitu, biarkan kakinya diamputasi. Aku juga yang mematahkan kakinya.”
Ardika tersenyum.
Segera, dia menjelaskan dendamnya dengan Keluarga Mahasura secara singkat.
“Kalau begitu, dia benar–benar pantas mendapatkannya!”
Setelah mendengarkan kata–kata Ardika, tatapan Pak Farlin membara, “Sudah kuduga Keluarga Mahasura ini sangat jahat. Tadi malam aku masih di meja operasi dan mereka memintaku untuk segera menghentikan operasinya dan datang.”
“Nyawa keluarganya penting, tapi nyawa orang lain nggak penting?”
“Pak Farlin masih tetap galak dan membenci kejahatan seperti sebelumnya.”
Ardika tertawa.
Dia dan Farlin bertemu di medan perang di luar wilayah.
Saat itu tim yang dipimpin oleh Pak Farlin sedang dalam bahaya dan Ardika–lah yang memimpin pasukan untuk menyelamatkan mereka.
“Pak Farlin, kali ini aku mengundangmu ke Kota Banyuli karena aku ingin kamu mencoba dan lihat apakah kamu bisa menyembuhkan kaki ayahku.”
“Dulu ibuku seorang dokter dan biasanya bisa merawatnya dengan cukup k. Seharusnya ada harapan.”
Saat ini Ardika berkata dengan serius.
“Oke, ayo pergi.”
Pak Farlin setuju tanpa mengatakan hal lainnya.
Dia telah mengetahui kaki Jacky patah akibat kecelakaan mobil yang disebabkan oleh Keluarga Mahasura beberapa tahun lalu dari Ardika.
Ardika menelepon Luna.
Luna memberitahunya kalau dia mengirim Jacky ke rumah sakit ortopedi.
Hari ini kaki Jacky tiba–tiba mulai sakit dan keluarganya mengantarnya ke sana untuk pemeriksaan.
Ardika menyuruh Thomas pergi dan membawa Pak Farlin ke rumah sakit ortopedi. Content is property © NôvelDrama.Org.
Kalau Pak Farlin bisa menyembuhkannya, maka operasi harus dilakukan.
Lakukan saja di sana.
+15 BONUS.
“Pak Willie, rumah sakit itu untuk menyelamatkan nyawa dan menyembuhkan yang terluka, kenapa kamu mengusir kami?”
Pada saat ini Luna sedang memelototi seorang pria berjas di luar koridor klinik di rumah sakit ortopedi.
Banyak orang berkumpul di koridor untuk menyaksikan keributan.
Pak Willie bukanlah seorang dokter, melainkan anggota manajemen administrasi tingkat tinggi di rumah sakit.
“Kenapa?”
Saat ini Pak Willie menunjuk ke arah Desi sambil mencibir, “Dulu dia adalah seorang dokter, tapi dia melakukan malapraktik dan membunuh seseorang. Dalam beberapa tahun ini, dia belum bisa memberikan penjelasan.”
“Kalian masih berani menyebut menyelamatkan nyawa denganku?”