Tiga Harta Ayah Misterius Ternyata Seorang Bos Besar

Chapter 146



Chapter 146

Bab 146

Tracy tertegun sejenak, buru-buru naik ke mobil

Orang-orang sekitar melihatnya.

Juga ada beberapa bibi dari gang yang sama dengannya, menunjuk-nunjuk dan berkata: “Bukankah itu putri Bibi Juni? Oh, sudah punya pacar.”

“Sepertinya tampan dan kaya. Bibi Juni akan bahagia!”

“Cepat tutup atapnya.” Tracy menutupi wajahnya, tidak ingin dilihat orang yang dikenalnya.

“Takut apa? Aku tidak takut dilihat orang.” Billy menutup atapnya dan melambaikan tangannya pada para bibi itu, “Para Wanita cantik, sampai jumpa!”

“Sampai jumpa!” Para bibi sangat gembira.

“Untuk apa kamu menyapa mereka?” Tracy kehabisan kata-kata, “Apa kamu merasa kurang banyak yang tahu?”

“Itu semua tetanggamu, kan? Lagi pula, kelak juga akan saling kenal.” Billy berkata dengan tersenyum lebar, “Kapan mengajakku bertemu keluargamu?”

“Jangan berisik.” Meski kesal di mulut, tetapi wajah Tracy justru tersenyum, “Kenapa hari ini kamu ganti mobil? Di mana mobil Aston Martin yang kemarin?” Exclusive content from NôvelDrama.Org.

“Mobilnya rusak, sedang diservis.”

Billy pun melajukan mobilnya.

“Rusak? Kemarin masih baik-baik saja.” Tracy merasa aneh.

“Tertabrak saat perjalanan pulang.”

Billy tidak berbohong. Di perjalanan pulang, dia sengaja menabrakkan mobilnya dan memasukkan ke garasi Daniel dengan kap depan yang sudah penyok.

Hari ini pagi-pagi, Ryan mennyuruh orang membawanya untuk diservis.

Dengan begitu, sementara waktu ini, Daniel tidak bisa mengendarai mobil itu, Tracy pun tidak bisa bertemu “Gigolo Pelunas Hutang” yang sebenarnya…

Setelah melakukan itu semua, ada sedikit rasa tidak tenang di hati Billy. Sejak kecil, ini pertama kalinya dia berbohong di depan Daniel.

Dia juga sempat merasa ragu dan gelisah, tapi pada akhirnya dia tetap melakukannya.

Karena dia tahu dirinya memiliki jimat pelindung, Daniel tidak akan berbuat apa-apa padanya.

“Hati-hatilah berkendara.”

Tracy menasihatinya, kemudian mulai makan bakpao dan minum susu kacang.

Billy melihatnya sekilas, pura-pura merasa tidak adil dan berkata: “Sungguh tidak punya hati nurani. Aku khusus bawa mobil untuk menjemputmu, dan kamu tidak memberiku makan.”

“Hanya ada satu bakpao, aku sudah menggigitnya.” Tracy menyodorkan setengah bakpao yang telah digigitnya.

Ternyata Billy tidak merasa jijik, malah mendekat dan menggigit dengan suapan besar: “Hmm, sangat enak!”

“Bakpao buatan Bibi Juni sungguh enak.”

Tracy memasukkan sisanya ke dalam mulut Billy:

“Besok bawalah lebih banyak.” Billy menjilat bibirnya, “Bakpao yang begitu enak, aku bisa makan sepuluh sekaligus.”

“Bisa-bisa kamu makan hingga membuatku miskin.” Tracy tertawa sambil bantu membersihkan mulut Billy.

“Aku menyetir mobil mengantar jemput kamu, kamu masih mengeluh aku makannya banyak.”

Billy sangat menikmati perasaan yang akrab seperti ini. Dia pernah berpacaran dengan banyak wanita, tapi tidak pernah seperti ini, makan satu þakpao bersama seorang wanita di mobil, malah merasa itu hal yang paling membahagiakan di dunia.

“Baik, baik, baik, aku berikan sepuluh untukmu.”

Awalnya Tracy khawatir dia tidak bisa menerima kondisi hidup Tracy saat ini, tak disangka dia begitu menerimanya. Sepertinya kekhawatiran Tracy berlebihan.

Coba amati beberapa waktu lagi. Jika performanya masih begitu baik, barangkali bisa dipertimbangkan untuk bertemu Bibi Juni dan anak-anak.

Bagaimana pun, anak-anak butuh ayah…

Billy mengemudi dengan sangat cepat, dalam sepuluh menit sudah sampai di seberang jalan.

“Berhenti di sini saja, aku tidak ingin rekan kerja lain melihatnya.” Tracy sangat serius.

“Baik.” Billy memberhentikan mobilnya di tepi jalan, “Sore nanti aku ada urusan, tidak bisa menjemputmu sepulang kerja, sampai jumpa di þar nanti malam!”

“Hmm.” Saat Tracy bersiap turun dari mobil, tiba-tiba Billy menarik Tracy mendekat dengan sikap mencurigakan, “Goodbye kiss!”

Wajah Tracy merah, dengan gugup menutup matanya.

Billy mengangkat sudut bibirnya, mendekat perlahan-lahan, melihat bibirnya yang seksi, ia hendak mencium keningnya, tiba-tiba sebuah mobil Rolls Royce berjalan melewati mobilnya….

Dia buru-buru melepaskan Tracy, pura-pura bersikap humoris dan berkata: “Tahan dulu, kita ketemu di malam hari!”

Tracy membuka matanya, memandangnya dengan malu, buru-buru turun dari mobil dan berlari ke arah gedung kantor…


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.