Tiga Harta Ayah Misterius Ternyata Seorang Bos Besar

Chapter 77



Chapter 77

Bab 77

“Astaga, rupanya ini adalah mahkluk liar yang dilahirkan Tracy.” Beatrice mencibir ketika melihat ketiga anak itu, “Mereka terlihat cukup tampan, tidak tahu ini dari pria liar yang mana…”

“Penyihir tua yang tidak sopan.” Carles marah setelah mendengar perkataan itu, kemudian mengambil sapu dan mengusir Beatrice, “Keluar!”

“Keluar, keluar!”

Roxy terbang di sekitar ruangan sambil berteriak dengan nada marah seperti Carles. Content rights belong to NôvelDrama.Org.

“Astaga, bocah kecil itu hebat juga, beraninya kau memukulku dengan sapu!” Beatrice terus berteriak sambil menghindari sapu Carles, “Tracy, Wanita jalang, keluar kau!”

“Kamu benar-benar tidak berpendidikan.” Carlos mengerutkan kening sambil memarahi Beatrice, “Apakah orang tuamu tidak mengajarimu untuk menghormati orang lain?”

“Aku kenal dia, dia adalah nenek Christian.” Carla menunjuk Beatrice sambil cemberut dan memarahi “Cepat keluar atau kita akan panggil polisi.”

“Halo, pak satpam?” Carlos mengambil telepon untuk memberi tahu satpam, “Ada penyihir tua yang sangat jahat di rumah kami, tolong bawa dia pergi.”

“Kalian tiga bajingan liar kecil tanpa ayah…

“Diam!” Tracy akhirnya selesai mengganti pakaiannya, kemudian keluar sambil berteriak dengan marah, “Beatrice, apakah kamu pikir bisa menindasku? Apakah kamu pikir aku tidak akan berani melakukan apa pun padamu setelah kamu membuat onar di sini?”

Tracy berteriak sambil mengambil pisau buah di atas meja kopi…

“Tracy, kamu akhirnya keluar.” Beatrice tiba-tiba panik, tapi masih berkeras kepala, “Wanita jalang, beraninya kamu bersembunyi dan mengambil uang pamanmu, cepat kembalikan kartu ATMnya!”

Tracy berhenti sejenak. waktu itu, Frank memberinya kartu ATM, kemudian pergi sebelum dia sempat bereaksi.

Ternyata Beatrice datang ke rumahnya hanya untuk meminta kartu ATM itu.

“Dengar, aku tidak memintanya, dia-lah yang memberikannya.” Tracy berkata dengan dingin, “Aku sama sekali tidak peduli dengan uang keluargamu.”

“Kalau begitu kembalikan, jangan pura-pura tidak peduli. Jika tidak menginginkannya, kamu tidak perlu menerimanya.”

Beatrice berteriak dengan arogan, kemudian karena melihat pisau di tangan Tracy, dia mundur.

“Aku ambil sekarang.” Tracy menunjuk Beatrice dengan pisau buah, “Tunggu di luar.”

“Keluar!” Bibi Juni mendorong Beatrice keluar, kemudian menutup pintu.

“Mami..” ketiga anak itu segera berkumpul, “Siapa penyihir tua ini? Kenapa dia begitu jahat?”

“Orang tuanya tidak becus mengajarinya, jadi dia menjadi jahat.” Tracy berjongkok sambil berkata kepada anak-anaknya, “Jangan marah karena orang seperti ini, abaikan perkataannya dan menjauhlah jika melihatnya suatu saat.”

“Iya, aku tahu.” Ketiga anak itu mengangguk patuh.

“Baiklah, ikuti nenek ke dapur.”

Tracy menepuk kepala kecil mereka sambil mengedipkan mata pada Bibi Juni, memberi isyarat untuk menjaga mereka.

Bibi Juni mengangguk kemudian menjaga mereka di dapur.

Tracy mengambil kartu ATM di kamar, kemudian memberikan kepada Beatrice: “Ambil kartunya dan cepat pergi. Jika kamu berani mengganggu keluargaku lagi, aku tidak akan sungkan.”

“Hah!” Beatrice mengambil kartu itu kemudian mencibir dan mengejek, “Tidak sungkan? Kamu bisa apa? Lihat rumah bobrok ini. Untuk makan dan pakaian saja tidak mampu, berani bicara seperti itu? Apakah kamu pikir, kamu masih seorang nona konglomerat seperti dulu..

“Sudah selesai bicara?” Tracy menyela, “Benar, sekarang aku bukan siapa-siapa, justru karena itu aku berani …”

Tracy tiba-tiba mengeluarkan pisau buah, kemudian menekannya ke jantung Beatrice sambil mendekat sedikit demi sedikit dan menggertakkan giginya…

“Tapi kamu berbeda. Kamu kaya dan berkuasa sekarang, hidup sangat berharga dan begitupun wajahmu!”


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.