Tiga Harta Ayah Misterius Ternyata Seorang Bos Besar

Chapter 82



Chapter 82

Bab 82

Frank tercengang ketika melihat Tracy, kemudian segera bertanya kepada Stanley di sampingnya, “Stanley, bagaimana bisa? Kenapa Tracy bersama Presdir Daniel?”

Stanley tidak mendengarkan, karena matanya terus menatap Tracy dengan tatapan kacau…

Muncul kesedihan, penyesalan, dan kehilangan.

“Stanley.” Beatrice menarik Alice dan berbisik, “Aku dan Alice pulang dulu.”

“Ok.” Stanley juga sependapat.

“Tolong semuanya diam!” pembawa acara mulai bicara di atas panggung, “Tuan rumah kita yaitu Presdir Daniel telah memasuki aula ini. Sekarang saya mengumumkan bahwa acara lelang amal telah resmi dimulai. Silakan semuanya duduk!” Content is property of NôvelDrama.Org.

Para tamu duduk dengan tertib.

Stanley dan Frank juga bersiap untuk duduk, Beatrice menarik Alice sambil berjalan membungkuk ke arah pintu keluar, tapi pintu tiba-tiba tertutup.

Sorotan lampu tertuju pada mereka berdua.

Keduanya seperti kucing liar yang tersesat, sangat memalukan dan canggung.

Semua tamu memandang rendah mereka dan beberapa berbisik, “Keluarga siapa ini? Kenapa sama sekali tidak beretika?”

“Terlihat seperti orang yang belum pernah melihat dunia luar. Seharusnya jangan keluar, sungguh memalukan.”

“Benar!”

Stanley menutupi wajah dengan tangannya, benar-benar tidak ingin orang tahu bahwa mereka adalah keluarganya.

Ft

Frank tersipu malu pada semua orang sambil berjalan cepat menghentikan mereka berdua: “Kenapa diam saja, cepat kembali ke tempat dudukmu.

“Jika tahu akan seperti ini, aku tidak akan datang.” Alice bergumam dengan marah.

“Jangan bicara lagi, apakah mau lebih memalukan lagi?” Beatrice dalam masalah besar, tapi tidak terlalu mempedulikan, kemudian mengangkat tangan meminta maaf kepada semua orang, “Maaf, maaf, anakku sedang tidak enak badan, awalnya ingin keluar agar tidak mengganggu semua orang, tapi tidak disangka acaranya sudah mulai.”

“Nyonya, ada ruang istirahat di sini.” seorang pelayan mengingatkan dengan lembut.

“Sekarang sudah tidak apa-apa, tidak apa-apa, hehe, terima kasih.”

Beatrice menarik Alice kembali ke tempat duduk mereka.

Alice menyadari bahwa Stanley terus menatap Tracy yang duduk di barisan depan dan sama sekali mengabaikan situasinya. Amarahnya meluap, tapi ditahan oleh Beatrice.

“Tidak peduli apapun yang terjadi malam ini, kamu harus tetap menundukkan kepala. Jika tidak, bukan hanya kamu dan aku yang akan malu, tapi seluruh keluarga dan juga keluarga Stanley. Stanley juga akan membencimu dan kelak tidak akan membawamu ke acara lagi.”

“Aku tidak bisa tenang.” Alice menggertakkan giginya dengan marah, “Bukankah

Tracy hanya merayu seorang pria? Apa-apaan ini…”

“Tenanglah, ikuti saja, amarahmu jangan sampai melukai dirimu sendiri!” Beatrice berteriak, “Mana mungkin pria seperti Presdir Daniel menginginkan barang bekas yang sudah punya tiga anak?? Hanya dibawa ke perjamuan saja, bukan apa-apa.”

“Benar juga.” mata Alice tiba-tiba menyala, “Presdir Daniel pasti tidak tahu detailnya, aku harus memberitahunya..

“Berhenti.” Beatrice buru-buru menariknya, “Kenapa aku melahirkan anak idiot sepertimu yang tidak punya otak sama sekali.”

“Kenapa?” Alice kebingungan.

“Dasar.” Beatrice mengerutkan kening, “Apa kita sendiri yang harus memberitahu hal semacam ini? Jika kita memberitahunya, maka kesan baik Presdir Daniel tentang kita akan berkurang.”

“Lalu apa yang harus kita lakukan?” Alice bertanya dengan bingung.

“Tenang saja, aku ada ide.”

Beatrice menoleh kepada dua pria di sampingnya yaitu suami dan menantu laki lakinya, karena perhatian mereka berdua hanya tertuju pada Tracy dan sama sekali tidak peduli pada mereka.

Beatrice marah ketika dia melihatnya, tapi dia tahu bahwa jika dia tidak tahan malah akan merusak rencana besarnya.

“Tonton acara pelelangan dengan tenang, tunggu kesempatan tiba.”

Beatrice menatap punggung Tracy, seringai dingin muncul di sudut mulutnya.

“Kapan Tracy memiliki hubungan yang begitu baik dengan Presdir Daniel?” Frank bertanya lagi pada Stanley.

“Dia kerja di Grup Sky Well.” Stanley akhirnya menarik kembali pandangannya, tapi sedikit gelisah, “Aku ke toilet sebentar.”

Dia bangkit, kemudian mengancingkan jasnya sambil memperingatkan Alice dengan wajah cemberut, “Jangan membuat onar!”

Kemudian pergi…


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.