Menantu Pahlawan Negara

Bab 137



Bab 137 Mengembalikan kepada Sang Pemilik 

Begitu orang–orang itu keluar dari Gedung Universal, tiba–tiba mereka melihat sekelompok orang berjalan keluar dari gedung di seberang jalan. 

“Mereka adalah anggota Grup Sentosa Jaya! Orang yang berjalan di paling depan 

adalah Tuan Henry!” 

“Ada Jesika, sekretaris presdir Grup Sentosa Jaya juga!” seru seseorang. Tentu saja 

pandangan semua orang langsung tertuju ke sana. 

Bagaikan pihak pemenang, mereka menyaksikan dengan mata kepala mereka 

sendiri sekelompok orang dari Grup Sentosa Jaya itu berjalan memasuki Gedung 

Universal. 

“Ah, akhirnya aku sudah mengerti. Pantas saja Grup Sentosa Jaya sama sekali nggak menanggapi aksi gila–gilaan Asosiasi Bahan Bangunan untuk menjatuhkan 

mereka. Ternyata mereka sudah melakukan persiapan!” 

“Tuan Henry sudah dikenal sebagai orang yang berpengalaman dalam dunia bisnis. 

Dia benar–benar bisa menahan diri dan menanti kesempatan yang tepat dengan 

sabar. Betapa konyolnya sebelumnya kita malah menganggap Grup Sentosa Jaya 

sudah hancur. Hanya dalam sekejap mata, dia langsung melancarkan serangan yang 

mematikan terhadap Budi.” 

“Ya, benar. Sebelumnya Budi mengatakan Tuan Henry nggak berani menghadiri 

acara ini. Nah, lihat saja sekarang dia sudah masuk ke dalam gedung.” 

Ternyata badut yang sesungguhnya adalah kita dan Budi….” 

Semua tamu undangan itu mentertawakan diri mereka sendiri, lalu berjalan makin 

menjauh dari lokasi acara. 

Sementara itu, Henry dan anggota Grup Sentosa Jaya sudah memasuki ruangan. 

Saat melihat, para anggota beserta tujuh belas petinggi Asosiasi Bahan Bangunan berlutut di sana dengan patuh, anggota Grup Sentosa Jaya tampak terkejut sampai- 

sampai mulut mereka terbuka lebar. 

174 

$15 ROAKUS 

Sebaliknya, Henry dan Jesika tetap terlihat tenang. 

Sejak awal, mereka sudah menduga akhir seperti ini. 

Tidak peduli upaya apa pun yang dilakukan oleh Budi, dia tidak lebih hanya sekadar badut di hadapan Ardika. 

Kalau Ardika ingin membunuh pria paruh baya itu, hanya semudah membunuh 

seekor semut! 

“Pak Presdir.” 

Henry, Jesika dan anggota Grup Sentosa Jaya lainnya berjalan menghampiri Ardika dan memberi hormat pada pemuda itu dengan serempak. 

Saking terkejutnya, mulut semua anggota Asosiasi Bahan Bangunan, termasuk Budi sampai terbuka lebar. Ternyata Ardika adalah presdir Grup Sentosa Jaya! Original from NôvelDrama.Org.

Setelah menghadapi kejutan yang bertubi–tubi, reaksi mereka saat ini sudah jauh lebih tenang, atau boleh dibilang mereka benar–benar sudah putus asa. 

Bahkan kalau sekarang Ardika menyebut dirinya sebagai Dewa Perang, mau tidak 

mau mereka juga akan memercayainya. 

Ardika menganggukkan kepalanya dengan pelan, lalu berkata, “Henry, hari ini aku memanggil kalian kembali agar Grup Sentosa Jaya mengambil alih aset peninggalan 

Asosiasi Bahan Bangunan.” 

Ekspresi Budi berubah menjadi pucat pasi. 

Setelah mendengar kata “aset peninggalan” keluar dari mulut Ardika, dia langsung 

memahami maksud pemuda itu. 

Henry menganggukkan kepalanya dengan patuh dan berkata, “Sebenarnya, aset 

peninggalan Asosiasi Bahan Bangunan hanya berupa kontrak dengan berbagai 

lokasi konstruksi. Tapi, sebelumnya Budi mengirim para preman untuk menghambat proses pembangunan di lokasi konstruksi dan memaksa mereka 

untuk menandatangani kontrak harga tinggi. Kalau setelah mengambil alih Asosiasi 

Bahan Bangunan, kita tetap menerapkan harga setinggi ini untuk menjual bahan 

bangunan, mungkin akan dianggap sebagai bentuk penindasan dan menuai kritik 

+18 BONUS 

orang banyak.

Tentu saja Ardika mengetahui tindak kekerasan yang dilakukan oleh Budí untuk memperoleh keuntungan besar. 

Kalau bahan bangunan dijual dengan harga tinggi kepada setiap lokasi konstruksi, ditambah lagi dengan modal, maka berbagai perusahaan akan membebankan harga tinggi kepada konsumen. 

Pada akhirnya, reputasi dalang di balik semua ini akan hancur, pasar yang ada juga 

akan hancur. 

Henry sama sekali tidak tertarik untuk menjalankan bisnis seperti ini

Ardika melambaikan tangannya dan memberi solusi penyelesaian dengan tenang.” Nanti, robek saja kontrak itu di hadapan para penanggung jawab lokasi konstruksi. Hati yang sudah dikecewakan oleh Asosiasi Bahan Bangunan, Grup Sentosa Jaya harus mencoba yang terbaik untuk memenangkannya kembali.” 

“Ide Pak Ardika ini cukup bagus!” 

Henry segera melontarkan pujian untuk menyenangkan hati Ardika. Namun, ini 

memang solusi yang baik. 

Grup Sentosa Jaya baru saja dibangun, hal yang menjadi fokus utama mereka adalah 

memenangkan hati orang lain. 

Kini Asosiasi Bahan Bangunan sudah mengecewakan hati banyak orang, kalau Grup 

Sentosa Jaya berupaya untuk memenangkan hati mereka kembali, ke depannya Grup Sentosa Jaya akan dikenal sebagai sebuah perusahaan yang baik di Kota 

Banyuli. 

Kehilangan kepercayaan orang–orang adalah sebuah bentuk kerugian. Sebaliknya, memperoleh kepercayaan orang–orang, maka bisnis akan makin berkembang. Itulah 

yang akan dilakukan oleh Grup Sentosa Jaya. 

“Pak Ardika, apa yang akan Bapak lakukan terhadap Grup Susanto Raya?tanya 

Henry

Budi memejamkan matanya dengan putus asa. 

#16 BONUS 

Walaupun dari tadi dia sudah tahu kali ini Grup Susanto Raya sudah tidak dapat 

dipertahankan lagi, tetapi hatinya tetap terasa sangat sakit. 

+


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.