Menantu Pahlawan Negara

Bab 173



Bab 173 Sosok yang Sangat Hebat

Begitu melihat kepala keluarga mereka berlutut, anggota kedua keluarga yang

berada di belakang Desta dan Zaki itu langsung berlutut.

Bagaimana mungkin mereka berani tidak berlutut?

Orang yang mampu membuat kepala keluarga mereka ketakutan seperti itu pasti. merupakan seseorang yang mampu menghancurkan keluarga mereka dengan

mudah.

Saat ini, mereka sudah tertimpa masalah besar!

Ardika menatap Sharon dan yang lainnya dengan dingin, lalu berkata, “Apa kalian. pikir hanya dengan berlutut saja sudah cukup? Tampar kalian sendiri seperti saat kalian menampar Handoko tadi.”

“Plak!”

“Plak!”

“Plak!”

Sharon dan yang lainnya segera melayangkan tamparan ke wajah mereka sendiri

tanpa ragu.

Dalam sekejap, suara tamparan langsung menggema di vila Keluarga Unima.

Setelah mereka menampar wajah mereka sampai bengkak, Ardika baru menepuk- nepuk pundak Handoko dan berkata, “Ayo kita pergi.”

Kemudian, kedua orang itu langsung berbalik dan meninggalkan kediaman Keluarga Unima.

Suara tamparan menggema cukup lama baru perlahan-lahan berhenti.

Selain Desta dan Zaki, wajah seluruh anggota kedua keluarga itu sudah

membengkak.

“Sharon, kamu hampir saja mencelakai Keluarga Unima!” teriak Desta pada Sharon dengan amarah yang meluap.

Zaki juga meluapkan amarahnya pada anggota Keluarga Yendia lainnya.

Untung saja hari ini Ardika tidak membesar-besarkan masalah ini. Kalau tidak, hari

ini keluarga mereka sudah pasti akan hancur!

“Kakek, siapa dia sebenarnya?” tanya Sharon dengan hati-hati sambil menahan rasa

sakit yang menjalar di wajahnya.

Desta berkata dengan ekspresi ketakutan, “Kami juga nggak tahu identitasnya.

Hanya saja, kami bisa memastikan dia adalah tokoh yang sangat hebat. Aku melihat dengan mata kepalaku sendiri bagaimana dia menghancurkan Asosiasi Bahan

Bangunan!”

Setelah mendengar penjelasan Desta, semua orang langsung tersentak kaget.

Sharon bertanya dengan ekspresi ketakutan, “Bukankah Tuan Henry yang memimpin Grup Sentosa Jaya untuk menghancurkan Asosiasi Bahan Bangunan?”

Rumor yang beredar memang seperti itu adanya.

Namun, kejadian sebenarnya hanya diketahui oleh orang-orang yang berpartisipasi.

dalam acara itu.

Meski begitu, orang-orang ini tidak berani mengucapkan sepatah kata pun.

“Jangan mencoba mencari tahu hal yang nggak boleh kalian ketahui!”

Desta menatap semua orang dengan dingin dan berkata, “Kalian harus

merahasiakan hal ini. Begitu hal ini tersebar luas, keluarga kita pasti akan tertimpa

masalah besar!”

Semua orang mematuhi perintah kepala keluarga, mereka sudah bertekad untuk merahasiakan hal ini sampai ajal menjemput mereka.

Setelah Handoko masuk ke dalam mobil, Ardika melemparkan obat salep padanya lagi dan menyuruhnya untuk mengoleskan obat salep itu ke wajahnya.

Sensasi dingin menjalar di wajahnya. Dalam sekejap, rasa sakit sudah menghilang tanpa meninggalkan jejak.

Handoko kembali menatap Ardika dengan tatapan penuh hormat dan penasaran,

Π

Kak, kenapa kamu bisa sehebat ini? Bahkan kepala keluarga dua keluarga itu

sampai berlutut di hadapanmu! Kalau begitu, bukankah kelak nggak ada seorang pun yang bisa menindasku lagi di Kota Banyuli?”

Pemuda polos itu mulai bersemangat.

Dulu, keluarganya selalu ditindas oleh keluarga lain. Namun, sekarang mereka sudah punya Ardika, pasti tidak ada seorang pun yang berani menindas mereka lagi.

Ardika mengerutkan keningnya dan berkata, “Jangan menggunakan namaku dan

menindas orang lain sembarangan. Apa kamu mengerti?”

Sebenarnya dia tidak keberatan untuk memberi tahu Handoko identitasnya.

Namun, bocah itu masih labil.

Kalau sampai Handoko mengetahui identitasnya, adik iparnya pasti akan berlagak

hebat.

Ardika tidak ingin membiarkan adik iparnya menjadi orang yang bersikap semena- mena, menjadi tuan muda yang menindas orang lain demi kesenangan pribadi.

“Aku mengerti!”

Menghadapi aura dominan kakak iparnya, tubuh Handoko sedikit bergetar.

Ardika membawa adik iparnya kembali ke lokasi konstruksi, tetapi dia hanya melihat Desi menunggu sendirian dengan cemas di sana.

“Ardika, kamu benar-benar membawa Handoko pulang?”

Melihat Handoko kembali tanpa terluka sedikit pun, Desi langsung membelalak

kaget.

Ardika bertanya, “Ibu, di mana Luna?”

Desi mengamati menantu yang dia pandang rendah ini dengan tatapan aneh, lalu berkata, “Oh, ada seseorang yang bernama Renaldi menelepon Luna dan

mengatakan dia bisa menyelamatkan Handoko, jadi Luna sudah pergi ke Hotel Bemollo untuk membicarakan hal ini dengannya.”

‘Renaldi? Bukankah dia adalah anggota Keluarga Hamdani? Pria ini berinisiatifThis belongs to NôvelDrama.Org.

mencari Luna pasti berniat buruk.”

Tepat pada saat ini, ponselnya berdering.

Panggilan telepon itu dari salah satu dari dua orang prajurit Korps Taring Harimau yang dia perintahkan untuk melindungi Luna diam-diam.

“Tuan, sepertinya anggota Keluarga Hamdani berniat buruk pada Nona Luna.

Seluruh hotel sudah diblokade oleh anggota Keluarga Hamdani. Kami dicegat dan dilarang masuk!”


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.