Bab 186
Bab 186 Pembalasan Datang
Tuan Ardika.
Hendy yang dari tadi terus menunggu di luar ruang pribadi bergegas menyambutnya.
“Di ruang pribadi 888 ada seorang nona yang bernama Claudia, tolong kamu atur orang untuk mengantarnya pulang.”
Selesai memberi instruksi, Ardika langsung berjalan menuruni tangga.
Handoko masih sedang bersenang-senang dengan teman-temannya.
Ardika malas mengurus adik iparnya lagi, dia segera membawa Luna pulang ke
rumah.
Tidak lama setelah kepergiannya, terdengar suara sirene mobil polisi dari ujung
jalan.
Beberapa ambulans sudah tiba di depan pintu Hotel Puritama.
Saat Kresna dan dua orang lainnya ditandu dan dimasukkan ke dalam ambulans,
mereka sudah dalam kondisi sekarat.
Setelah tertidur sepanjang sore, Luna baru bangun.
Mengingat kejadian di Hotel Puritama, dia langsung bergidik ngeri.
“Gawat! Ardika, kamu sudah terlalu berlebihan memberi pelajaran pada Kresna dan
yang lainnya. Mereka punya status yang tinggi dan berkuasa, mereka pasti akan
membalas dendam padamu!”
Dia tahu Ardika lepas kendali karena dirinya, jadi dia tidak menyalahkan Ardika.
Namun, Ardika malah tetap terlihat tenang. “Apa yang akan datang, biarkan saja datang. Jangan khawatir, nggak ada seorang pun yang bisa membalas dendam
padaku.”
Walaupun Ardika berkata demikian, Luna tetap merasa gelisah, bahkan sampai
tidak bisa terlelap semalaman.
Benar saja, apa yang dia khawatirkan terjadi.
Keesokan harinya, Luna berangkat bekerja di Grup Agung Makmur dengan kondisi
tubuh kelelahan. Bagaimana mungkin dia tidak merasa kelelahan setelah tidak bisa
terlelap semalaman?
Karena khawatir ada orang yang menyerangnya saat dalam perjalanan menuju ke
Grup Agung Makmur, dia mengajak Ardika untuk berangkat bersamanya.
Namun, begitu dia sampai di depan pintu ruang kerjanya, dia sudah dikerumuni
oleh sekelompok orang yang dipimpin oleh Tuan Besar Basagita.
Yanto, Wisnu, Wulan, bahkan David dan beberapa orang lainnya yang tidak satu
marga dengannya juga datang.
Mereka sudah masuk dalam daftar hitam Kompleks Vila Bumantara dan tidak bisa
masuk ke dalam vila. Karena itulah, mereka semua datang menemui Luna.
Sekelompok orang itu mengepung Luna dan memelototinya dengan sorot mata
penuh amarah.
“Luna, berani sekali kamu datang bekerja lagi! Apa kamu nggak sadar Grup Agung
Makmur sudah hancur karenamu?!” kata Tuan Besar Basagita sambil menatapnya
dengan tatapan tajam.
Jantung Luna mulai berdebar kencang. “Kakek, kalian semua sudah tahu?”.
“Kejadian itu sudah tersebar luas, bagaimana mungkin kami nggak tahu?! Hingga
sekarang, Pak Kresna dan dua orang lainnya masih terbaring di bangsal ICU dan
belum bisa dipastikan apakah mereka akan bertahan hidup atau nggak!”
Amarah Wisnu langsung meledak.
Kalau bukan karena takut pada suami idiot Luna, dia ingin sekali melayangkan
tamparan ke wajah wanita itu.
“Ah?”
Luna tercengang.
Dia tidak menyangka kondisi Kresna dan dua orang lainnya separah itu.
-15 BONUS
‘Bukankah hanya beberapa baskom minuman keras? Kenapa kondisi mereka bisa
separah itu?’
“Luna, kamu benar-benar hebat. Berani sekali kamu memperlakukan petinggi Bank
Banyuli seperti itu? Apa kamu tahu siapa presdir Bank Banyuli?”Exclusive © material by Nô(/v)elDrama.Org.
Wulan juga menatap Luna dengan tatapan tajam seolah-olah akan melahapnya hidup-hidup. “Diego Hitora! Menantu Keluarga Hamdani! Dia adalah anggota tiga keluarga besar! Apa kamu pikir kita bisa memprovokasi orang seperti itu? Kamu
sekeluarga benar-benar pembawa sial! Makin lama kalian memprovokasi orang
dengan latar belakang makin hebat! Sungguh luar biasa!”
Sebelumnya, Handoko baru saja mematahkan kaki anggota dua keluarga kaya kelas satu, hampir saja membuat Keluarga Basagita berakhir mengenaskan.
Hanya saja, tidak tahu kenapa dua keluarga kaya kelas satu itu tidak
mempermasalahkan kejadian itu lagi.
Handoko juga kembali tanpa cedera sedikit pun.
Anggota Keluarga Basagita baru saja menghela napas lega. Namun, siapa sangka
Ardika malah membuat petinggi Bank Banyuli masuk ICU.
Kejadian kali ini jauh lebih menakutkan, yaitu memprovokasi anggota keluarga tiga
keluarga besar!
Begitu mendengar informasi ini, saking ketakutannya mereka sudah hampir
menggila.
Bahkan, Tuan Besar Basagita terpaksa meminum beberapa butir pil jantung untuk
menenangkan dirinya.
‘Astaga! Kenapa Keluarga Hamdani lagi?!”
Saking ketakutannya, wajah Luna juga sudah berubah menjadi pucat pasi.
“Kalau sampai Kakek dan yang lainnya tahu Ardika bukan hanya membuat Kresna
dan yang lainnya masuk ke ICU, melainkan juga membuat Renaldi, Tuan Muda
Keluarga Hamdani koma, mereka pasti akan mencekikku sampai mati!’ pikir Luna.
Tepat pada saat ini, salah seorang petinggi perusahaan bergegas menghampiri
mereka dan berkata, “Bu Luna, gawat! Tiba-tiba, beberapa bank besar di Kota Banyuli mengeluarkan pernyataan bahwa mereka akan menghentikan seluruh kerja sama dengan Grup Agung Makmur dan nggak akan memberikan pinjaman dalam bentuk apa pun lagi kepada Grup Agung Makmur!”
BIG SALE: 1250 BONUS FREE FOR YOU!