Menantu Pahlawan Negara

Bab 194



Bab 194 Kehilangan Empat Ratus Miliar

“Data diri Ardika kami peroleh secara langsung dari rumah sakit jiwa, bagaimana mungkin salah? Nggak mungkin salah!”

Menghadapi anak buah Diego yang datang untuk menagih utang, semua anggota Keluarga Basagita pun tercengang.

Saking kesalnya. Tuan Besar Basagita melayangkan tamparan ke wajah Wisnu dan berkata, “Dasar bajingan! Bagaimana kamu mengurus prosedurnya saat itu? Lihatlah, sekarang kita sudah tertimpa masalah besar, ‘kan?!”

Wisnu mengusap-usap wajahnya yang kesakitan. ‘Mana aku tahu?’ pikirnya.

“Sudahlah, nggak perlu beromong kosong lagi. Cepat kembalikan 400 miliar itu, lalu tambah lagi 200 miliar sebagai kompensasi karena

kalian sudah mencelakai Helmi sampai-sampai ditangkap oleh Badan Keamanan Nasional!*

Ekspresi kesal terpampang jelas di wajah anak buah Diego.

Dalam sekejap, suasana di dalam kediaman Keluarga Basagita langsung berubah menjadi sunyi senyap.

Tuan Besar Basagita hendak mengucapkan sesuatu. Namun, begitu merasakan aura membunuh yang kuat terpancar keluar dari tubuh mereka, dia langsung gemetar ketakutan.

“Hmm, seperti ini. Bisakah kalian tolong beri tahu Pak Diego kami kembalikan 400 miliar terlebih dahulu, lalu sisa 200 miliar lagi akan kami

bayar nanti. Kami benar-benar nggak punya uang lagi ….*

Pria tua itu memelas dengan suara rendah.

Diego langsung menyetujuinya dan meminta Keluarga Basagita untuk mengembalikan 400 miliar terlebih dahulu.

Tanpa mengucapkan sepatah kata pun, Tuan Besar Basagita langsung mentransfer uang sebesar 380 miliar ke rekening Diego.

Kemudian, dia mengalihkan pandangannya ke arah Wisnu dan Wulan, lalu berkata, “Di mana 20 miliar sisanya? Cepat serahkan sekarang

juga!”

Wisnu dan Wulan langsung tercengang.

Menjual Vila Cakrawala kepada Helmi adalah ide mereka berdua.

Setelah mendapatkan 400 miliar, saking bahagianya, Tuan Besar Basagita langsung memberikan 10 miliar kepada masing-masing dariFrom NôvelDrama.Org.

mereka.

Tanpa berpikir banyak, Wisnu dan Wulan langsung membeli sebuah mobil mewah, lalu sisanya mereka habiskan untuk bersenang-

senang.

Mobil mewah yang mereka beli bahkan belum sempat diantarkan ke rumah.

Mereka buru-buru menghubungi pihak penjual mobil mewah, menyatakan mereka tidak jadi membeli mobil lagi dan meminta uang

mereka dikembalikan.

Namun, pihak penjual menolak permintaan mereka dengan dingin. Karena mereka sudah memesan mobil yang tidak akan dikembalikan

lagi.

“Kami adalah anggota Keluarga Basagita! Berani sekali kamu nggak mengembalikan uang kami! Apa kamu ingin cari mati?!” teriak Wulan dengan marah.

“Memang apa hebatnya Keluarga Basagita? Nona Wulan, karena kamu mengancamku seperti ini, bukan hanya uangmu yang nggak akan dikembalikan, jangan harap kamu bisa mendapatkan mobilnya lagi!”

Pihak penjual mobil sangat pandai membaca situasi. Selesai berbicara, dia langsung memutuskan sambungan telepon.

Keluarga Basagita sudah hampir hancur, siapa lagi yang takut pada Keluarga Basagita?

Ekspresi Wisnu dan Wulan tampak sangat sedih.

Sebelum Keluarga Basagita tertimpa masalah, paling tidak mereka masih punya harga diri.

Namun, sekarang semua orang menginjak-injak harga diri mereka.

Wulan menelepon David, berencana untuk meminjam 200 miliar dari pacarnya itu. Namun, David tidak bisa dihubungi.

Karena tahu tidak bisa menyembunyikan hal ini lagi, mereka hanya bisa mengaku dengan jujur kepada Tuan Besar Basagita.

Begitu mendengar mereka sudah menghabiskan uang sebesar 20 miliar dalam hitungan beberapa jam, saking kesalnya Tuan Besar Basagita langsung melayangkan beberapa tamparan keras ke wajah mereka.

Namun, anak buah Diego masih menunggu di sana, menunggu mereka mentransfer uang kepada Diego.

Tuan Besar Basagita terpaksa memelas sekali lagi, dia berharap Diego masih bisa diajak berkompromi.

“Kalau Tuan Besar Basagita mau mengajak kompromi, tentu saja Pak Diego bersedia diajak kompromi. Kalau begitu, masing-masing dari mereka mematahkan satu kaki mereka saja,” kata anak buah Diego kepada Wisnu dan Wulan.

“Diego benar-benar keterlaluan!”

Saking kesalnya, Tuan Besar Basagita sudah hampir pingsan.

Dengan kondisi Keluarga Basagita saat ini, siapa lagi yang akan menghormati Tuan Besar Basagita?

Pada akhirnya, Yanto tidak punya pilihan lain selain memukul putra dan putrinya, serta menggadaikan vila dan mobilnya, baru bisa melunasi 20 miliar itu.

Kelak, mereka hanya bisa pindah kembali ke kediaman lama Keluarga Basagita dan menemani Tuan Besar Basagita setiap saat.

“Dasar Ardika sialan! Semua data dirinya palsu sampai-sampai membuat kita berakhir menyedihkan seperti ini. Dua ratus miliar itu biarkan Luna saja yang membayarnya!”

Anggota Keluarga Basagita tidak berani membenci Diego. Mereka hanya bisa melampiaskan amarah mereka kepada Luna sekeluarga.


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.