Menantu Pahlawan Negara

Bab 634



Bab 634 Balas Dendam

“Tentu saja berkemas dan pulang. Apa aku perlu tinggal di sini untuk melihat wajah sombong Rocky?”

Luna berkata dengan marah.

Lelang hari ini hanya membuang–buang waktu.

Grup Perfe kembali dengan tangan kosong tanpa keuntungan apa pun.

“Jangan khawatir, dia nggak akan bisa terus sombong. Sudah kubilang padamu aku akan membeli Grup Hatari dan memberikannya kepadamu.”

Ardika menarik Luna untuk duduk.

“Kamu pergi nggak? Kalau nggak, aku pergi dulu!”

Luna melepaskan tangannya dan pergi dengan wajah dingin.

Bukan marah pada Ardika, melainkan marah pada diri sendiri.

Dia marah karena tidak memiliki kemampuan untuk bersaing dengan Rocky.

“Bu Luna, kita sudah mau pergi?”

Vania ragu dan bertanya.

Dia tahu kekuasaan Ardika.

Bahkan Gedung Ansa yang kini digunakan sebagai kantor oleh Grup Perfe adalah milik Ardika.

Selama ini, dia juga melihat sepertinya Bu Luna sama sekali tidak mengetahui hal ini.

“Pergi apanya? Injak Rocky sampai mati baru pergi!”

Ardika berkata dengan marah.

“Sekarang silakan mulai lelangnya.”

Suara pembawa acara terdengar.

“6 triliun.”

Asisten wanita cantik itu langsung mengutip harga awal.

415 NOWUS

“6 triliun satu kali, adakah yang mau mengajukan penawaran?”

Pembawa acara bertanya.

Pada saat yang sama, Rocky menoleh dan mengamati seluruh penonton dengan tatapan mengancam.

Bahkan grup pesaing besar pun sudah membuang nomornya.

Tentu saja tidak ada yang berani menawar.

Awalnya penawaran Grup Hatari merupakan proyek akhir hari ini.

Sebelum memulai, semua orang mengira pasti ada persaingan sengit antara dua grup besar.

Tidak disangka, tempat itu begitu sunyi setelah pelelangan dimulai.

Ini ditakdirkan untuk menjadi lelang tanpa ketegangan dan keramalan.

Banyak orang bersiap untuk pergi.

“6 triliun dua kali, apakah ada yang menawar?”

Pembawa acara terus bertanya.

“Apa otakmu bermasalah!?”

Rocky tiba–tiba menoleh dengan tidak sabar dan berteriak kepada pembawa acara, “Siapa yang berani mengangkat nomor di bawah pengawasan keluarga kami? Cepat pukul palunya, aku mau pergi makan!”

Sikap sombongnya ditunjukkan dengan jelas.

Pembawa acara ketakutan dan mengangkat palunya dengan keringat dingin, “6 triliun tiga….”

“6 triliun 2 ribu!”

Tepat saat palu hendak dijatuhkan, suara seorang wanita tiba–tiba terdengar di seluruh penonton.

Seolah telah mengumpulkan keberanian untuk berteriak. Property belongs to Nôvel(D)r/ama.Org.

Tiba–tiba seluruh tempat menjadi sangat sunyi.

Siapa yang berani menawar dalam situasi seperti ini?

Siapa yang berani menantang Keluarga Mahasura dari ibu kota provinsi yang berkuasa?

Semua orang menoleh untuk melihat.

244

Sepasang mata Rocky yang membara juga melihatnya.

Dia melihat.

Seorang wanita muda yang mengenakan setelan jas memegang nomor dengan gugup.

Itu adalah Vania.

Rocky langsung berdiri dan berteriak sambil menggertakkan gigi, “Wanita sialan, mau cari mati, ya!?”

“Rocky, memang benar Keluarga Mahasura hanya mampu untuk menindas seorang gadis.”

Ardika duduk di sana dan berkata dengan santai.

Dia juga menyilangkan kakinya.

“Ardika, kamu cari mati, ya!?”

Pipi Rocky berkedut dan seluruh tubuhnya memancarkan aura ganas.

Bagaimanapun, dia tidak menduganya.

Ternyata Ardika si pecundang ini berani menantangnya.

Terlebih lagi, pria masih menggunakan trik yang dia gunakan untuk mempermalukan Luna sebelumnya.

Hanya menambah 2 ribu.

Ardika mengabaikannya dan menoleh ke arah pembawa acara, “Waktunya sudah cukup lama, ayo hitung

tiga kali dengan palu.”

“Berikan padaku!”

Rocky tiba–tiba mengambil nomor dari tangan asisten wanita dan mengangkatnya:

“6 triliun 20 miliar!”

Dia menatap Ardika dengan dingin, “Pecundang, menambah 2 ribu nggak ada artinya. Ayo, bermainlah

denganku. Kamu nggak akan bisa menang dariku!”

Vania menatap Ardika.

“Tambahkan 2 ribu.”

Ardika berkata dengan tenang.

Vania mengangkat nomor, “6 triliun 20 miliar 2 ribu.”


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.