Bab 691
Bab 691 Kamu Mau Mematahkan Tangan dan Kakiku
“Bam!”
Seiring dengan suara hantaman yang keras, di persimpangan jalan, sebuah plakat berwarna hitam yang beratnya mencapai puluhan kilogram itu terjatuh ke tanah.
Bahkan, plakat tersebut hancur berkeping–keping.
Saat ini, di Jalan Malister, baik pejalan kaki maupun mobil berhenti.
Mereka tercengang menyaksikan pemandangan yang terpampang jelas di hadapan mereka itu.
Sam adalah sosok raja preman yang sudah berjaya di Kota Serambi selama puluhan tahun.
Hari ini, plakat kediamannya malah dihancurkan oleh orang lain!
k meng
Sangat jelas bahwa ada orang yang hendak menghancurkan sosok raja preman tersebut!
“Siapa yang berani menghancurkan plakat Tuan Sam?! Cari mati, ya?!”
Keributan sebesar itu mengguncang para pengawal kediaman sang raja preman.
Sekelompok pria bertubuh kekar yang mengenakan setelan formal berteriak dengan marah dan bergegas keluar.
“Aku yang menghancurkannya, memangnya kenapa?” kata Thomas dengan acuh tak acuh. Dial melangkahkan kakinya dengan sangat santai.
“Kamu benar–benar cari mati!”
Ketua kelompok pengawal itu segera melangkah maju satu langkah dan mengepalkan tinjunya seolah hendak menyerang Thomas.
Rekan–rekannya yang berada di belakangnya memang ingin menghentikannya, tetapi sudah
terlambat.
“Kak Zakri, ada begitu banyak anggota tim tempur bersenjata lengkap, sepertinya ada yang nggak beres
Saat rekannya mengingatkannya, semuanya sudah terlambat.
“Syuu… syuu… syuu….”
Dalam sekejap, terdengar suara anggota tim tempur mengeluarkan senjata dengan serempak.
Detik berikutnya, satu per satu muncung hitam tersebut sudah diarahkan kepada Zakri.
Selain Zakri, senjata anggota tim tempur juga sudah membidik para pengawal yang berdiri di belakangnya.
+15 BONUS
Mereka semua sudah menjadi target muncung hitam pencabut nyawa tersebut.
“Eh
Begitu melihat pemandangan di hadapannya, ekspresi Zakri langsung membeku.
Jelas–jelas cuaca hari ini sangat panas, tetapi keringat dingin bercucuran membasahi tubuhnya tanpa henti. Bahkan, tanpa dia sadari, tubuhnya sudah mulai bergetar.
Dengan ekspresi pucat pasi, dia hanya bisa berdiri diam di tempat tanpa berani bergerak sama
sekali.
Reaksi para pengawal lainnya juga sama dengannya.
Mereka semua takut kalau mereka melakukan pergerakan kecil saja, maka peluru akan menembus tubuh mereka.
“Siapa yang cari mati?” tanya Thomas dengan acuh tak acuh.
“Aku … aku yang cari mati!” kata Zakri dengan mulut bergetar. Dia sama sekali tidak menyangka situasi bisa menjadi seperti ini.
Thomas mendengus, lalu melambaikan tangannya dan berkata, “Tahan mereka semua!”
Setelah mendengar perintah dari Thomas, para anggota Korps Armor Besi ke–1 segera bergerak.
“Awas kalian! Jangan ada di antara kalian yang bergerak!”
Zakri dan yang lainnya sama sekali tidak berani bergerak. Di saat seperti ini, bagaimana mungkin mereka berani melakukan perlawanan?
Walaupun mereka tidak melakukan perlawanan, mereka tetap dipukul dengan pistol sampai- sampai darah mengalir dari kepala mereka.
Selain itu, semua senjata tajam yang mereka bawa langsung disita..
Thomas melambaikan tangannya dan berkata, “Blokade seluruh vila ini! Tahan semua
anggota bersetelan jas berwarna hitam!”
Anggota Korps Armor Besi ke–1 bergegas memasuki jalanan kecil dan mulai memblokade vila.
Teriakan penuh amarah mulai menggema di seluruh vila.
Namun, detik berikutnya yang terdengar hanyalah teriakan menyedihkan mereka.
Tak butuh waktu lama, keributan di vila langsung mengguncang Sam dan putranya yang sedang berada di ruang tamu.
Saat ini, Sam sedang meminum teh. Begitu mendengar keributan di luar, dia mengerutkan keningnya dan berkata, “Apa yang terjadi? Apa ada orang yang datang menyerang?”
416 BONUS: Copyright Nôv/el/Dra/ma.Org.
“Pasti Ardika yang Tak Terkalahkan sudah datang!” kata Farlin dengan senang.
Louis mencibir dan berkata, “Eh tua bangka, jangan pikir kamu bisa menakut–nakuti kami! Apa–apaan Ardika yang Tak Terkalahkan? Hari ini, nggak peduli siapa pun yang datang, nggak ada seorang pun yang bisa menyelamatkanmu!”
Sam juga tertawa dan berkata, “Pak Farlin, anggota Keluarga Mahasura ibu kota provinsi sudah mengatakan bahwa Ardika yang Tak Terkalahkan itu palsu. Kamu jangan harap dia bisa menyelamatkanmu.”
“Sam, kamu benar–benar nggak tahu diri. Kamu masih nggak sadar situasi yang kamu hadapi
saat ini.‘
Farlin menghela napas dan berkata, “Orang yang datang benar–benar Ardika yang Tak Terkalahkan, Dewa Perang Ardika. Nggak lama lagi, keluargamu pasti akan hancur.”
Sam mendengus, dia sudah malas beromong kosong dengan pria tua bangka itu.
Dia melambaikan tangannya kepada putranya, Louis dan berkata, “Coba kamu keluar dan lihat apa yang terjadi di luar.”
“Orang–orang yang datang benar–benar nggak tahu diri. Berani–beraninya mereka datang membuat keributan di vilaku dan mengganggu ketenanganku. Kali ini, nggak peduli siapa pun yang datang, patahkan tangan dan kaki mereka, lalu lempar mereka keluar.”
Walaupun nada bicara Sam terdengar santai, tetapi Louis tahu sekarang ayahnya benar–benar sudah marah besar.
Bagi Sam yang merupakan sosok yang arogan, tentu saja dia tidak bisa tahan melihat wilayah kekuasaannya diserang oleh orang lain!
“Hehe. Kalau aku dengar–dengar dari suara keributan di luar, sepertinya orang yang datang cukup banyak. Ayah nggak perlu khawatir, hari ini aku akan membuat departemen ortopedi semua rumah sakit di Kota Serambi penuh dengan pasien!”
Sambil menyunggingkan seulas senyum ganas, Louis berjalan ke luar.
Sambil berjalan, dia memarahi para pengawal yang berjaga di luar, “Kalian semua benar- benar pecundang! Kalian membiarkan orang lain membuat keributan besar di sini! Untuk apa aku mempekerjakan kalian?!”
“Cepat! Ayah sudah memberi perintah bahwa semua orang yang berani membuat keributan di sini harus dipatahkan kaki dan tangannya, lalu dilempar ke luar Eh?!”
Seakan–akan ada orang yang mencekik lehernya, dia langsung terdiam begitu saja.
Louis segera menghentikan langkahnya dan berdiri mematung di depan pintu tanpa bergerak sama sekali.
“Oh? Kamu mau mematahkan tangan dan kakiku?”
Suara dingin seseorang terdengar dengan sangat jelas..