Menantu Pahlawan Negara

Bab 191



Bab 191 Kembang Api Luar Biasa

Staf bank dan staf pengadilan yang dibawa oleh Helmi juga sudah dihantam hingga terjatuh ke tanah.

Sebenarnya, mereka belum menyelesaikan prosedur dan tidak berhak untuk datang mengambil alih vila ini.

Para staf bank dan staf pengadilan itu diseret ke sini oleh Helmi untuk menakut-nakuti Luna sekeluarga, agar mereka segera pindah keluar dari vila.

Menghadapi pasukan Korps Taring Harimau yang ganas, mereka bahkan tidak memiliki kesempatan untuk mengutarakan ketidakberdayaan mereka.

“Bawa pergi!”

Di bawah perintah ketua pasukan, Helmi langsung ditarik berdiri seperti seekor anjing mati, lalu dibawa pergi.

Dia berkata dengan kejam, “Luna, jangan pikir kalian sudah menang. Pendukung kakakku adalah tiga keluarga besar, relasinya nggak bisa kalian bayangkan. Grup Agung Makmur sudah diblokade, pemutusan pinjaman bank hanya sebuah permulaan!”

“Kalau kalian nggak segera mengembalikan uang pinjaman, cepat atau lambat Vila Cakrawala akan menjadi milikku. Bahkan Komandan Draco juga harus mematuhi aturan …. Aduh!”

Sebelum Helmi selesai berbicara, perutnya ditinju sekali lagi.

Dia tidak berani mengucapkan sepatah kata pun lagi.

“Dia benar juga. Kalau kita nggak bisa mengembalikan uang pinjaman, kita tetap harus pindah keluar dari vila ini. Selain itu, Grup Agung Makmur juga akan hancur sepenuhnya.”

Luna berdiri mematung di tempat dengan ekspresi muram.

Walaupun dia dan keluarganya tidak jadi diusir dari vila, tetapi dia sama sekali tidak merasa senang.

Diego benar-benar kejam.

Pria itu berencana untuk menghancurkan dirinya dan keluarganya.

Tidak hanya memutuskan pinjaman bank Grup Agung Makmur dan merebut vila mewah ini, bahkan ada kemungkinan rumah lama mereka juga akan disita oleh pria itu.

Saat itu tiba, dia dan keluarganya akan seperti gelandangan.

Luna adalah orang yang tidak mudah menyerah. Namun, di saat seperti ini, dia benar-benar putus asa dan tidak berdaya.

Diego yang hanya merupakan menantu dari tiga keluarga kaya sudah membawa masalah yang begitu besar baginya, bahkan menghancurkan keluarganya.

“Sayang, jangan bersedih. Selama ada aku, nggak ada seorang pun yang bisa menghancurkanmu.”

Di hadapan Luna, Ardika mengeluarkan ponselnya dan menelepon Henry. “Kamu sudah dengar informasi tentang Grup Agung Makmur,’ kan?”NôvelDrama.Org content.

“Sudah. Pak Ardika, apa yang bisa kulakukan untukmu?” tanya Henry dengan sopan.

Ardika berkata, “Tiga keluarga besar sedang memamerkan relasi mereka. Selanjutnya, sudah giliranmu untuk memamerkan relasimu. Lakukan persiapan dan tunggu aba-aba dariku. Aku ingin memberi istriku sebuah pertunjukan kembang api yang luar biasa.”

Henry sudah membangun dan mengembangkan relasinya selama tiga tahun di Kota Banyuli.

Dia akan menunjukkan kepada tiga keluarga besar seperti apa relasi yang sesungguhnya!

“Pak Ardika bisa saja. Kamu baru kembali ke Kota Banyuli selama setengah bulan saja sudah mengumpulkan relasi yang jauh lebih banyak dibandingkan relasiku. Mungkin kamu sendiri nggak menyadarinya. Oke, aku akan segera melakukan persiapan.”

Setelah memutuskan sambungan telepon, Henry segera berkata kepada Jesika yang dari tadi sudah menunggu di sana, “Jesika, kamu telepon orang-orang sekarang juga!”

Jesika bertanya, “Atas nama Bapak atau atas nama Pak Ardika?”

Henry berkata dengan kesal, “Pak Ardika ingin membantu Nona Luna menyelesaikan masalahnya, tentu saja harus menggunakan namanya. Bagaimana mungkin menggunakan namaku? Pak Ardika nggak tahu seberapa luas relasinya, tapi sebagai asisten Pak Ardika, apa mungkin kamu nggak mengetahuinya?”

*Oke!”

Jesika segera mengiakan.

‘Pak Ardika terlalu rendah hati, sampai-sampai tiga keluarga besar yang bukan apa-apa juga berani memandang rendah dirinya. Mereka pikir dengan meminta semua bank untuk memutuskan pinjaman Grup Agung Makmur, maka Grup Agung Makmur akan hancur? Benar-

benar konyol!”

“Ardika, kamu menelepon siapa? Lalu, omong kosong apa yang kamu bicarakan? Suasana hatiku sedang buruk, aku nggak ingin melihat kembang api!”

Di Vila Cakrawala, begitu melihat Ardika meletakkan ponselnya, Luna langsung memelototinya dengan kesal

Karena dia sedang tidak fokus, dia sama sekali tidak menangkap maksud ucapan Ardika.-

Ardika juga memilih untuk tidak memberi penjelasan apa pun. Dia tersenyum dan berkata, “Sayang, kamu tunggu dan lihat saja nanti. Kembang api ini akan membawa kejutan untukmu.”

Dia akan memberi Luna kejutan dan membuat tiga keluarga besar gemetar ketakutan.

Di luar Kompleks Vila Bumantara, Helmi merangkak bangkit dari lantai dengan menyedihkan.

Dia tidak menyangka dengan identitas sebagai presdir Grup Kejora, dia malah diusir keluar seperti ini.

Ini adalah sebuah penghinaan yang besar!

“Sialan! Aku akan segera menyelesaikan prosedur pengalihan properti. Begitu prosedur selesai, aku akan menjadi pemilik Vila Cakrawala yang sah. Saat itu tiba, Komandan Draco nggak akan bisa mengusirku lagi!”


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.